Selasa, 04 Oktober 2016

PROFIL



PRIFIL KECAMATAN KEDUNGTUBAN

NAMA CAMAT : DASIRAN, S.Ag, M.SI
         Kecamatan Kedungtuban terletak cukup jauh yaitu sekitar 50 km dari pusat kota Kabupaten Blora, namun terletak cukup dekat dengan pusat Kota Cepu yaitu dengan jarak sekitar 12 Km. Secara geografis Kecamatan Kedungtuban, Blora terletak di antara 7̊06’49.98”S dan 111̊28’31.87”T. Dikecamatan kedungtuban ada 17 Desa. Yakni Bajo, Galuk, Gondel, Jimbung, Kalen, Kedungtuban, Kemantren, Ketuwan, Klagen, Nglandeyan, Ngraho,Panolan, Pulo, Sidorejo, Sogo, Tanjung, dan Wado
Batas administratif Kecamatan Kedungtuban meliputi utara berbatasan dengan Kecamatan Jepon, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Randublatung, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sambong, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kunduran.
 Secara sistematis Kecamatan Kedungtuban mengalami perkembangan. Hal tersebut didasarkan pada letak Kecamatan Kedungtuban berada pada lokasi yang strategis yaitu  terletak di lintas selatan Blora serta berada di dekat Blok Cepu (suatu kawasan pertambangan minyak dan gas yang berada di Kecamatan Cepu dengan jarak kurang lebih 12 Km) yang dapat mempengaruhi Kecamatan Kedungtuban untuk semakin berkembang. Selain itu, jalan utama sebagai akses masuk Kecamatan Kedungtuban merupakan akses penghubung antara Kecamatan Cepu dan Kecamatan 


POTENSI  KEC. KEDUNGTUBAN 
1.        Fisik Alamiah (Fisik, Sumberdaya Alam, dan Penggunaan Lahan)
Keadaan fisik alamiah yang ada di Kecamatan Kedungtuban sangat mendukung sumberdaya alam yang ada di Kecamatan Kedungtuban. Potensi alam yang ada di Kecamatan Kedungtuban yaitu berupa potensi pertanian, kehutanan serta pertambangan.
Potensi pertanian dan kehutanan sangat didukung oleh kondisi fisik seperti topografi Kecamatan Kedungtuban yang datar dan landai. Apalagi dengan banyaknya sungai - sungai yang mengalir di semua desa di Kecamatan Kedungtuban.  Walaupun tingkat intensitas curah hujan di Kecamatan Kedungtuban tergolong rendah, namun lahan pertanian tidak mengalami kekurangan pengairan, karena terfasilitasi dari potensi hidrologi berupa sungai – sungai di sana dan dari sumur air bawah tanah. Jenis tanah yang ada di Kecamatan Kedungtuban yang berupa tanah aluvial dan grumusol yang subur untuk lahan pertanian, serta tanah mediteran yang cocok untuk kawasan kehutanan.
Dengan faktor – faktor alam yang mendukung tersebut, potensi pertanian dan kehutanan menjadi produk unggulan di Kecamatan Kedungtuban. Hal tersebut dapat dilihat pada alokasi penggunaan lahan terbesar pada pertanian dan hutan dibandingkan dengan fungsi kawasan lain. Potensi pertanian di Kecamatan Kedungtuban menjadi prestasi bagi Kecamatan Kedungtuban yang menjadi lumbung padi Kabupaten Blora. Selain itu, hutan jati yang ada di Kecamatan Kedungtuban menjadi hutan rakyat di Kabupaten Blora.
Pertambangan yang terdapat di Kecamatan Kedungtuban  meliputi pertambangan minyak bumi dan gas alam serta pertambangan pasir di Sungai Bengawan Solo. Potensi – potensi sumberdaya alam tersebut menjadi penyokong perekonomian warga Kecamatan Kedungtuban, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Kabupaten Blora. Hal tersebut ditunjukkan dengan peringkat pertumbuhan PDRB Kecamatan Kedungtuban tahun 2006 – 2010 yang menempati peringkat kedua setelah Kecamatan Blora.

2.       Populasi/ Demografi
Potensi demografi/ kependudukan di Kecamatan Kedungtuban adalah dominasi usia angkatan kerja yang tinggi, dengan presentase sebesar 63% dari total penduduk pada tahun 2010. Angkatan kerja tersebut jika dioptimalkan perannya akan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Selain itu, tingginya jumlah penduduk usia sekolah pada masa yang akan datang mampu menggantikan angkatan kerja dan mampu memperbaiki perekonomian dengan  pendidikan yang dimiliki.

3.       Ekonomi
Potensi perekonomian Kecamatan Kedungtuban adalah dari sektor pertanian dan sector listrik, gas dan air bersih khususnya pada pengeboran gas. Pertanian menjadi salah satu potensi yang paling unggul karena didukung oleh jenis tanah yang cocok untuk pertanian, penggunaan lahan yang cukup besar serta pengairan yang baik.Sehingga sektor pertanian yang ada di Kecamatan Kedungtuban menjadi sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap PDRB Kecamatan Kedungtuban serta menjadi salah satu lumbung padi untuk Kabupaten Blora.

Potensi lainnya adalah dari sektor gas.Di Kecamatan Kedungtuban terdapat pengeboran gas tepatnya di Desa Bajo.Pengeboran gas tersebut berpotensi karena tidak semua kecamatan di Kabupaten Blora memiliki potensi gas seperti di Kecamatan Kedungtuban.Sehingga gas menjadi salah satu potensi perekonomian yang cukup baik meskipun kurang berkontribusi dalam PDRB Kecamatan Kedungtuban.

4.      Infrastruktur dan Fasilitas
Jaringan Jalan
Kecamatan Kedungtuban merupakan kecamatan dengan klasifikasi fungsi jalan berupa kabupaten, jalan lokal, dan jalan lingkungan.  Jalan Kabupaten yang melintas di Kecamatan Kedungtuban sangat berpotensi dan berpengaruh terhadap kemajuan desa yang dilaluinya, yaitu Desa Sogo, Desa Ngraho, dan Desa Nglandeyan. Ketiga desa tersebut, khususnya Desa Sogo dan Ngraho, menjadi desa yang berkembang lebih cepat dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Kedungtuban.

Persampahan
Sistem pengelolaan sampah yang diterapkan oleh masyarakat Kecamatan Kedungtuban memiliki potensi tersendiri. Sampah organik yang ditimbun di dalam tanah oleh masyarakat Kedungtuban nantinya dapat menjadi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kedungtuban yang sebagian besar merupakan petani. Dengan demikian, biaya produksi petani yang memakai pupuk kompos tersebut dapat ditekan. Di samping itu, masyarakat Kedungtuban juga mendapat penghasilan tambahan dari hasil penjualan pupuk kompos tersebut.


5.       Kelembagaan Masyarakat
Kelembagaan masyarakat di Kecamatan Kedungtuban cukup baik, ditandai dengan adanya organisasi – organisasi dalam masyarakat seperti PKK, LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), Karang Taruna, dan Organisasi Masyarakat Islam (Ormas Islam)  seperti NU (Nahdhatul Ulama), Muhammadiyah dan MTA (Majelis Tafsir Alquran).
Banyaknya organisasi tersebut menjadikan kehidupan kemasyarakatan yang lebih dinamis dan solutif, karena banyaknya kegiatan – kegiatan masyarakat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sebagai contoh organisasi petani yaitu Gapoktan yang dapat menyejahterakan petani, karang taruna yang dapat meningkatkan rasa kekeluargaan pemuda warga, dan sebagainya.
Adanya gapoktan di kecamatan ini juga berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat tani. Hal tersebut dikarenakan gapoktan adalah wadah bagi kelompok-kelompok tani untuk bergabung dan bekerjasama dalam dinamika kelompok untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Adanya gapoktan juga akan memudahkan para penyuluh pertanian melakukan pembinaan dalam memfasilitasi para  petani untuk mengembangkan usahanya. Saat ini, di tiap desa di Kecamatan Kedungtuban rata-rata memiliki 3-6 gapoktan. Bahkan Desa Ngraho telah memiliki 12 gapoktan dan Desa Wado memiliki 16 gapoktan.
Selain itu, organisasi masyarakat islam yang ada di Kecamatan Kedungtuban, seperti NU, Muhammadiyah dan MTA merupakan organisasi yang aktif dibandingkan dengan organisasi – organisasi lainnya. Kegiatan ormas berupa pengajian warga sudah berjalan sejak dahulu dan sudah berjalan dengan rutin. Hal tersebut dapat meningkatkan jiwa sosial yang erat antar warga.
Banyaknya organisasi yang berjalan aktif di kalangan warga, dapat meningkatkan rasa kekeluargaan sehingga di Kecamatan Kedungtuban, kerja gotong royong menjadi suatu tradisi warga.


Kecamatan kedungtuban secara geografis terletak di bagian timur kabupaten blora, berjarak 43 km arah timur dari pusat kota blora. Secara administrasi, kecamatan kedungtuban di sebelah utara berbatasan dengan kecamatan sambong dan jepon di sebelah timur berbatasan dengan kecamatan cepu, di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten bojonegoro (jawa timur), sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan randublatung. Bentang terjauh kecamatan kedungtuban dari barat ke timur sepanjang 9 km dan dari utara ke selatan sejauh 16 km. Kecamatan kedungtuban memiliki wilayah seluas 108,65 km 2 atau 5,87 persen luas kabupaten blora.

Dibandingkan kecamatan lain, luas wilayah kecamatan kedungtuban tergolong luas yaitu menempati urutan ke-8. Desa ngraho merupakan desa yang memiliki wilayah terluas dengan luas wilayah 18,65 km 2 atau sekitar 17,16 persen dari luas kecamatan kedungtuban. Desa ini luasnya hampir sama dengan penjumlahan luas wilayah enam desa lain di kecamatan kedungtuban yaitu desa ketuwan, jimbung, panolan, klagen, sidorejo dan bajo.

Lahan di kecamatan kedungtuban terdiri atas lahan sawah seluas 4.671,33 hektar (43,72 persen) dan sisanya lahan bukan sawah sebesar 6.193,67 hektar (56,28 persen). lahan bukan sawah terbagi atas 32,76 persen hutan negara, 0,40 persen hutan rakyat 10,16 persen tegalan, 11,09 pesen rumah dan pekarangan dan 1,26 persen lahan lainnya. Lahan sawah yang menggunakan irigasi tehnis dan sederhana sebanyak 220 hektar, sedangkan pengairan desa/non pu seluas 2.534,633 hektar dan sisanya seluas 2.103,067 hektar merupakan sawah tadah hujan.

Dengan demikian sebagian besar lahan sawah panen satu atau dua kali dalam setahun, kecuali sebagian lahan di desa kalen, kedungtuban dan galuk yang hanya panen satu kali dalam setahun. Pertaniaan di kecamatan kedungtuban selama ini banyak yang menggunakan sumur patek untuk pengairan sawahnya.

Masyarakatnya banyak yang memanfaatkan hutan untuk menunjang ekonominya karena berada di tepian wilayah hutan yang ada di kecamatan kedungtuban. Selama periode tahun 2012, kecamatan tidak bias menampilkan data curah hujan, karena alat pemantau curah hujan rusak. Tetapi keadaan iklim di kecamatan kedungtuban tidak jauh beda dengan kecamatan terdekat seperti kecamatan cepu, kecamatan sambong, dan kecamatan randublatung.

Berdasarkan uu no. 23 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, kecamatan dipimpin oleh seorang camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. Sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa tersebut. Dalam menjalankan pemerintahan desa seorang kepala desa dibantu oleh sekretaris dan perangkat desa.

Secara administrasi, kecamatan kedungtuban terbagi menjadi 17 desa dan merupakan kecamatan dengan jumlah desa cukup banyak. untuk memudahkan koordinasi, setiap desa terbagi menjadi beberapa rukun warga (rw) dan rukun tetangga (rt). disamping itu, masyarakat kedungtuban juga menggunakan dusun sebagai wilayah administrasi. Kecamatan kedungtuban terdiri dari 45 dusun, 64 rukun warga dan 410 rukun tetangga dengan jumlah penduduk sebesar 54.220 jiwa.

Kecamatan kedungtuban dipimpin oleh seorang camat dan dibantu seorang sekretaris kecamatan. Jumlah pegawai di kantor kecamatan kedungtuban adalah 37 orang. Jumlah perangkat desa di kecamatan kedungtuban tidak mengalami perubahan sejak tahun 2008. Perangkat desa berjumlah 38 orang, yang terdiri dari kades sebanyak 17 orang, sekdes sebanyak 14 orang dan perangkat desa lainnya sebanyak 7 orang. Jumlah personel perlindungan masyarakat (linmas), tidak ada perubahan yaitu berjumlah 561 orang.

Upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan berkaitan erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dan kecukupan jumlah guru. kedua hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sekolah dan rasio murid guru. jumlah sekolah jenjang tk, sd dan slta masih tetap sama dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 48, 51 dan 4 unit. sedangkan sekolah setingkat sltp mengalami penurunan dari 9 unuit di tahun 2011 menjadi 8 unit di tahun 2012.

Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk kecamatan kedungtuban, keberadaan sarana kesehatan yang mudah terjangkau dan biaya murah sangat diperhatikan pemerintah. Posyandu memiliki jumlah paling banyak meliputi 75 posyandu yang tersebar di seluruh desa. Posyandu merupakan sarana kesehatan yang terdekat bagi anak balita dan ibu hamil-menyusui. Pemerintah daerah juga mencanangkan program pelayanan kesehatan murah dan terjangkau bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin dari pustu dan puskesmas. Puskemas terletak di desa ketuwan dan ngraho, sedangkan puskesmas pembantu terletak di desa kemantren, wado dan galuk.

Sektor pertanian merupakan penggerak utama perekonomian sekaligus sumber utama mata pencaharian masyarakat di kecamatan kedungtuban. Ketersediaan air masih menjadi kendala utama sektor pertanian. Komoditi utama berupa padi dan jagung. produksi padi mengalami peningkatan sekitar 11,93 persen dibandingkan tahun 2011. Sedangkan produksi palawija sebagian mengalami penurunan karena sebagian petani kembali menggunakan lahannya untuk menanam padi daripada palawija.

Mayoritas penduduk kecamatan kedungtuban memelihara ternak sapi dengan tujuan untuk menambah penghasilan atau sebagai tabungan yang dapat digunakan saat ada keperluan yang membutuhkan biaya besar. Populasi ternak sapi potong di kecamatan kedungtuban selama tujuh tahun terakhir cenderung berfluktuasi. Mulai tahun 2003 terjadi peningkatan hingga tahun 2006. Kemudian terus menurun sampai tahun 2008 dan selama dua tahun terakhir kembali meningkat.

Selain sapi potong, potensi ternak kambing/domba dan ayam kampung/pedaging juga cukup besar. Populasi kedua ternak tersebut selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan, walaupun bertambahnya tidak banyak. Keadaan lahan yang berbukit-bukit, banyak tegalan, hutan rakyat dan sawah tadah hujan dapat menghasilkan rumput dan pakan ternak lain yang melimpah saat musim hujan.

Perdagangan domestik kecamatan kedungtuban pada tahun 2012 mengalami stagnasi/tidak berubah dibanding tahun 2011. Hal ini ditunjukkan dengan tidak bertambahnya jumlah pasar tradisional yang berupa pasar desa, dengan jumlah pasar sebanyak 16 buah. Pasar desa tersebut terdapat di desa gondel, ketuwan, sidorejo, wado, sogo, bajo, nglandeyan, kalen, kedungtuban dan galuk.

Keberhasilan upaya pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan dukungan infrastuktur jalan yang memadai. Infrastuktur jalan merupakan sarana vital untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lain. Semakin baik mutu jalan akan semakin cepat, mudah dan murah biaya angkutan barang/jasa dari dan ke suatu daerah. Siklus kegiatan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat sehingga perekonomian dapat berkembang pesat.

Salah satu kendala yang dihadapi kecamatan kedungtuban adalah terbatasnya akses jalan yang menghubungkan desa-desa di wilayah kecamatan kedungtuban. Panjang jalan di kecamatan kedungtuban selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan hanya sepanjang 33,3 km. Kondisi jalan yang rusak, rusak ringan dan rusak berat mencapai 25,7 km. Dengan kata lain, hanya 22,82 persen saja jalan di kecamatan kedungtuban berada dalam kondisi baik. Kondisi tanah yang labil dan berkapur dianggap sebagai penyebab utama cepat rusaknya kondisi jalan.

Perekonomian kecamatan kedungtuban masih bercorak tradisional, dominasi sektor pertanian menjadi ciri khas kecamatan kedungtuban. Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 75,24 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, sektor keuangan dan Sektor jasa-jasa masing-masing memiliki kontribusi sebesar 5,79 persen, 5,74 persen dan 4,19 persen. Sedangkan kontribusi yang paling kecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian hanya sebesar 0,19 persen.

Sektor pertanian sangat rentan terhadap kondisi iklim, cuaca dan hama penyakit serta perlu waktu cukup lama untuk meningkatkan produksi. Nilai tambah sektor pertanian relatif lebih kecil dan cenderung berfluktuasi dibanding sektor-sektor lain sehingga akselerasi pembangunan tidak maksimal.

Dibandingkan dengan kecamatan sekitarnya, pdrb kecamatan kedungtuban memiliki nilai yang relatif besar baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan. Kontribusi pdrb kecamatan kedungtuban sebesar 6,72 persen terhadap total pdrb kabupaten blora. Kontribusi pdrb kecamatan kedungtuban menempati peringkat 6 dari 16 kecamatan.

Besaran pdrb kecamatan kedungtuban berada di bawah pdrb kecamatan cepu. Hal ini menunjukkan potensi kecamatan kedungtuban belum terkelola dengan maksimal dan optimal, perlu pengembangan sektor-sektor yang terkait dengan sektor pertanian seperti pengembangan agroindustri, perdagangan dan jasa-jasa.

3 komentar:

  1. Balasan
    1. Remeng2 mungkin mas jadi g kelihatan... Hahah

      Hapus
  2. Di setiap tahun apakah ada dana pembangunan buat dusun desa.,

    BalasHapus